SUARA PEKANBARU- Ada waktu yang spesial di hari Jumat khususnya yang membuat hajat bisa dikabulkan secara cepat oleh Allah SWT.
Memanjatkan doa pada waktu sepasial di hari Jumat Ini bisa Allah kabulakna secara cepat, sehingga jangan pernah sia-siakan waktu tersebut untuk mengangkat tangan dan berdoa kepada Allah.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya pernah menjelaskan hal ini. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Bahjah, tersebut menjelaskan keutamaan waktu di hari Jumat.
Buya Yahya mengatakan ada satu waktu di hari Jumat yang begitu mustajab untuk memanjatkan doa. Maka barang siapa yang mengangkat tanganya, lalu kemudian dia berdoa, maka doanya akan dikabulkan.
Baca Juga:Marahnya Buya Yahya Dengar Aib Anak Zina Dibongkar: Dia Bisa Menjadi Kekasih Allah
Buya Yahya mengatakan tidak ada yang sia-sia ketika berdoa kepada Allah. Terutama saat berdoa di hari jumat.
Buya Yahya menjelaskan hadits dari Rasulullah SAW, mneyebutkan soal waktu yang baik untuk berdoa pada hari Jumat.
"Nabi menyebutkan di hari Jumat ada satu saat, dimulai terbenamnya matahari hari Kamis (masuk Jumat) tidak bertepatan seorang muslim berdoa di jam tersebut, kecuali Allah akan kabulkan," terangnya.
Kendati Rasulullah SAW tidak mengungkapkan secara detail pada hari Jumat itu kapan waktu terbaiknya saat memanjatkan doa, umat muslim dituntut berlomba-lomba dalam mencari kebaikan. Layaknya seperti malam Lailatul Qadar.
"Jam berapa? agar semua orang berlomba-lomba, seperti malam Lailatul Qadar," terang Buya Yahya.
Buya Yahya lalu menyampaikan sebuah hadist berikutnya, soal keterangan waktu mustajab pada hari Jumat yang membuat doa dikabulkan. Dia mengatakan waktu tersebut adalah setelah selesai sholat Jumat.
Ketika tepat berada diantara dua khutbah, mala itu menjadi waktu mustajab untuk memanjatkan doa.
"Jam itu hingga sampai selesai melakukan sholat," jelas Buya yang diambil dalam sebuah hadits.
"Dari waktu imam duduk hingga waktu sampai selesai sholat," lanjutnya.
Sehingga ketika waktu yang tepat untuk meminta kepada Allah SWT pada hari Jumat, adalah saat khatib duduk di antara dua khutbah. Pada waktu tersebut disebutkan dan menjadi ijazah dari para ulama.
"Kemudian dijelaskan oleh para ulama adalah di antara dua khutbah waktu khatib duduk itulah saat kita memohon kepada Allah SWT," tegas Buya Yahya. (*)