SUARA PEKANBARU- Hal yang harus diwaspadai adalah melakukan ghibah, karena tanpa disadari hal ini dilakukan oleh setiap orang. Sifat atau kebiasaan ini begitu sulit dihindari.
Mereka membicarakan orang lain, maka dari itu artinya sama saja dengan memakan bangkai saudaranya sendiri.
Ada faktor kenapa ghibah sangat sulit dihindari kata Ustadz Adbul Somad. Dia memberikan penjelasan beberapa hal yang membuat seseorang sulit menghindari ghibah.
“Yang pertama jangan pernah takut penilaian orang,” begitu kata pria yang berasal dari Kota Pekanbaru dan akrab disapa UAS ini.
Menurut Ustadz Abdul Somad saat menghadap kepada Allah SWT, disebutkan kalau semua orang tersebut tidak akan ikut.
“Semua orang-orang ini tidak ikut yang mengiringi manusia saat ke liang kubur. Hartanya sampai tepi liang lahat, lalu dibawa pulang, temannya mengantar lalu pulang,” jelas Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Adbul Soamd juga turut mengingatkan, kalu orang yang mengajak untuk membicarakan orang lain, pasti juga akan membicarakan kita pada saat tidak ada.
“Ketika kita masih berharap dengan penilaian orang, dimana letak iman, apakah Anda lupa bahwa akan ada hisab pada saat nanti hari perhitungan. Orang-orang yang berteman pada hari itu bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa,” terangnya.
Ada alasan kedua, kenapa orang begitu sulit dalam berghibah. Ustadz Abdul Somad mengatakan karena dirinya yakin amal lainnya akan menutupi perbuatannya itu.
Baca Juga:Jadwal Sholat, Imsak dan Buka Puasa Ramadhan, Kota Pekanbaru, Selasa 11 April 2023
“Kedua kenapa sulit berhenti? Karena dia yakin ada amal yang menutupi,” terangnya.
Menurut Ustadz Abdul Somad dengan seseorang yang berpikir seperti itu, maka tak lain dia sudah mengikuti cara pola pikir yang berasal dari iblis.
“Kau ciptakan aku dari api. Kau ciptakan dia manusia dari tanah, iblis menarik kesimpulan sendiri padahal Allah tidak pernah mengatakan, siapa yang lebih hebat. Hal itu merupakan kesesatan,” jelas Ustadz abdul Somad.
Sehingga dengan alasan-alasan dan pola pemikiran yang seperti itu, membuat orang berpikir kalau membicarakan orang lain dapat ditutupi dengan amal yang telah dia dapatkan.
“Saya kan sudah baca Al Quran, tarawih, ghibah sedikit tak apa. Seringkali kita menyalahkan setan padahal kesesatan datang dari diri. Setan hanya kipasnya saja, kalau tidak ada percikan maka tak akan ada yang membakar,” ungkapnya.
Adapun yang ketiga ketika orang sulit untuk tidak melakukan ghibah yakni kurangnya rasa takut.
Maka kata Ustadz Abdul Somad, seseorangyang berpikir seperti itu maka tidaklan penting untuk meningkatkan rasa takut seseorang kepada Allah SWT.
“Yang ketiga tingkatkan rasa takut. Takut masuk neraka, takut amal hilang, takut makan bangkai, takut tidak dipandang Allah, takut melalaikan wasiat Rasulullah,” tegas Ustadz Abdul Somad.
Kalau menanamkan rasa takut, maka seseorang bisa terhindar dari perbuatan ghibah. (*)