SuaraPekanbaru.id - Anies Baswedan diminta memanfaatkan kebebasan dalam memili bakal calon wakil presiden 2024.
Seperti diketahui jika mayoritas partai yang sudah mendukung Anies Baswedan membebaskannya untuk memilih pendamping.
Satu di antaranya ada yang menyarankan agar Anies Baswedan memilih tokoh NU sebagai wakil di pemilu nanti.
Akan tetapi, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, tegas mengatakan, tidak semua capres dengan cawapres dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) bisa menang dalam pilpres.
Baca Juga:Sekda Labuhanbatu Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Rp 1,3 Miliar
Hal itu merupakan jawaban dari saran politisi senior Partai Golkar, Jusuf Kalla kepada Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) agar Anies Baswedan didampingi oleh tokoh NU dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Jamiluddin lantas mencontohkan, bagaimana Megawati Soekarnoputri tumbang saat berpasangan dengan cawapres dari tokoh NU.
Dia mengatakan tidak ada jaminan meminang tokoh NU lalu akan memenangi pemilihan umum.
"Tidak ada jaminan cawapres dari NU dengan sendirinya pasangan itu akan menang," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (28/3/2023) seperti dikuti Suara Pekanbaru dari Warta Ekonomi.
Jamaluddin berpendapat sebaiknya tim pemenangan Anies Baswedan memikirkan meraih perolehan suara besar dengan juga melibatkan kalangan nasionalis di wilayah Jateng dan Jatim.
"Selain itu, untuk menambah pundi suara di Jatim dan Jateng, suara dari nasionalis juga patut dipertimbangkan. Sebab di dua provinsi itu suara nasionalis sangat besar," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta itu menyebut bahwa idealnya Anies Baswedan memiliki pasangan dari kalangan nasionalis, agar tidak menimbulkan cap politik identitas seperti yang selalu didengungkan oleh lawan-lawannya.
"Anies idealnya didampingi dari nasionalis. Dengan begitu, pasangan ini nantinya dapat menjangkau agamis dan nasionalis," tandas Jamiluddin. (*)