SuaraPekanbaru.id- Beberapa negara sepertinya menyatakan siap untuk menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunai U-20 2023.
Andai saja Indonesia dicoret oleh FIFA sebagai tuan rumah di pesta sepakbola kali ini, ada beberapa yang siap melakukan itu. Bahkan ada rumor kalau FIFA sudah memiliki sejumlah nama negara pengganti untuk tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 mendatang.
Gagalnya pelaksanaan drawing di Bali membuat Indonesia juga terancam untuk jadi tuan rumah. Ada pertimbangan yang mulai dilakukan FIFA, utnuk menggelar Piala Dunia U-20 2023, di negara lain.
Hal ini menyusul dengan gelombang penolak terhadap Timnas Israel, sebagai salah satu peserta dalam Piala Dunia U-20 kali ini.
Akun Instagram @pengamatepakbola, dalam postingannya menuliskan jika Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 maka ada tiga negara yang siap untuk menjadi pengganti.
“Polemik Israel sehingga membuat drawing Piala Dunia U-20 batal membuat posisi Indonesia sebagai tuan rumah bisa dicabut. Beberapa negara dikabarkan sudah siap menggantikannya,” begitu kata akun tersebut, dikutip Senin (27/3/2023).
Adapun ketiga negara tersebut menurut akun Instagram tersebut adalah Qatar, Peru dan Argentina.
"1. Qatar
Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar memiliki fasilitas infrastruktur yang sangat memadai sehingga sangat mudah menyelenggarakan event Piala Dunia U-20 2023 tanpa butuh persiapan yang banyak
2. Peru
Peru adalah saingan Indonesia dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Peru juga pernah ditunjuk jadi tuan rumah PD U-17 2019, namun diganti Brasil karena infrastruktur saat itu belum memenuhi.
3. Argentina
Argentina dikabarkan siap gantikan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. AFA (Federasi Sepakbola Argentina) akan mengajukan surat ke FIFA untuk menggantikan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," tulis akun instagram @Pengamat Sepakbola.
![Akun Instagram pengamat sepakbola memprediksi ada tiga negara yang bisa menggantikan Indoensia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. [Foto: Instagram]](https://media.suara.com/suara-partners/pekanbaru/thumbs/1200x675/2023/03/27/1-akun-instagram-pengamat-sepakbola-memprediksi-ada-tiga-negara-yang-bisa-menggantikan-indoensia-sebagai-tuan-rumah-piala-dunia-u-20-2023.png)
Ada yang harus diingat ketika Indonesia dicoret dan gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Kalau saja tuan rumah diganti maka Timnas Indonesia U-20 bajalan gigit jari. Mereka tidak bisa bermain dalam putaran final Piala Dunia U-20 2023.
Sementara Timnas Israel yang menjadi sumber polemic dan penolak di tanah air, karena adanya dugaan kepentingan politik, masih akan bisa tampil dalam laga Piala Dunia U-20 dan laga internasional lainnya.
Bahkan hal itu juga berlaku ketika tuan rumah Piala Dunia U-20 berganti.
Ada sebuah komentar dari Akmal Marhali sebagao Koordinator Save Our Soccer.
Kata dia hal paling utama kalau Indonesia betul saja batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 adalah sanksi FIFA, yang mengeluarkan Indonesia dari kepesertaanya.
![Gelombang penolakan keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20, membuat FIFA harus membatalkan agenda drawing di Bali. [Foto: Suara.com - Faqih]](https://media.suara.com/suara-partners/pekanbaru/thumbs/1200x675/2023/03/26/1-spanduk-massa-pendemo-pa-212-dkk-yang-menolak-keikutsertaan-timnas-israel-di-piala-dunia-u-20-suaracomfaqih.jpg)
"BILA INDONESIA BATAL GELAR PIALA DUNIA U-20 DAN DI-BANNED FIFA:
1. Timnas Israel masih bisa berlaga di event Internasional.
2. Timnas Palestina pun masih bisa berlaga di event Internasional.
3. Suporter Israel masih bisa happy lihat timnas-nya main.
4. Suporter Palestina pun masih bisa happy lihat timnas-nya main.
5. Konflik Israel-Palestina tak akan berubah.
6. Palestina pun tidak ada jaminan merdeka.
7. Suporter Indonesia gigit jari. Bangsa Indonesia dikucilkan dalam pergaulan olahraga Internasional.
Indonesia tak dipercaya masyarakat dunia. Semua gara-gara politik buta!" begitu kata Akmal Marhali berkomentar.
![Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengunjungi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya untuk memantau venue yang akan dipakai di Piala Dunia U20. [Foto: PSSI]](https://media.suara.com/suara-partners/pekanbaru/thumbs/1200x675/2023/03/13/1-ketua-umum-pssi-erick-thohir-saat-mengunjungi-stadion-gelora-bung-tomo-gbt-surabaya-dok-pssi.jpg)
Seperti yang diketahui, Exco PSSI yakni Arya Sinulingga memgatakan kalau pembagian grup atau drawing Piala Dunia U-20 sudah dibatalkan FIFA.
Arya mengatakan kalau FIFA secara resmi telah membatalkan drawing kendati PSSI belum menerima surat acara pembatalan tersebut.
"Kemarin kami sudah mendapat informasi dari FIFA ke LOC dan dalam pemberitahuannya memang belum secara resmi tapi jelas memberi pesan kepada kami bahwa drawing di Bali telah dibatalkan oleh FIFA," terang Arya Minggu (26/3) kemarin di GBK.
Drawing seharusnya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2023 di Bali. Namun gelombang penolakan terjadi, hingga akhirnya agenda pengundian para peserta grup Piala Dunia batal digelar.
"Jadi drawing 31 maret yang seharusnya di Bali sudah dibatalkan, ini adalah informasi yang kami dapat dari FIFA. Memang kami belum mendapatkan surat resmi dari FIFA tapi pesannya jelas bahwa dibatalkan," kata Arya.
PSSI sekarang kata Arya menerima secara wajar keputusan dari FIFA. Karena dalam kurun waktu satu bulan terakhir, sudah ramai aksi penolakan dari berbagai pihak atas Timnas Israel.
Hal itu dilakukan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Dia juga sudah sudah berkirim surat ke Menteri Pemuda dan Olahraga tanggal 14 Maret lalu.
"Ini memang kami maklumi, karena adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak kedatangan Timnas Israel. Sehingga dengan sendirinya di mana Israel adalah peserta drawing tidak mungkin dilakukan tanpa keikutersertaan seluruh peseta," terang Arya.
Arya mengatakan kalau sebelumnya Gubernur Bali juga sudah membubuhkan kesepakatan terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
"Ini juga bagi kami bisa lihat bahwa sebenernya kan Gubernur Bali ini memberikan government guarantee, ketika sepakat dan setuju sebagai salah satu tuan rumah, dalam penyelenggaraan Piala Dunia. Dengan penolakan tersebut jadi wajar FIFA memutuskan ini dibatalkan," kata dia.
Belum ada informasi lanjutan dari FIFA kapan agenda drawing akan kembali digelar. Sejauh ini nasib Indonesia sebagai tuan rumah pun menjadi tidak jelas. (*)