SuaraPekanbaru.id- Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan tentang prioritas memebri nafkah kepada keluarga.
Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan tentang siapa yang lebih dahulu diberi nafkah oleh seorang pria yang sudah menikah, istrinya dulu atau orang tuanya secara spesifik kepada sang ibu.
Melansir dari laman Hukumonline, Nafkah adalah sesuatu yang tidak hanya sebagai sebuah pemberian, yang diberikan oleh seorang suami kepada istrinya, Tapi juga merupakan kewajiban antara bapak dengan anaknya, juga memiliki tanggung jawab antara seorang pemilik dengan sesuatu yang dimilikinya.
Kewajiban nafkah tercantum dalam hukum Islam di Al Quran dan Al Hadits, seperti dalam Surat Ath-Thalaq ayat (6), Al-Baqarah ayat 233, dan beberapa surat lainnya.
Baca Juga:DPR Ajak Hormati Orang Puasa, Warganet: Mending Puasa Korupsi
Begitu pentingnya dengan nafkah di dalam hukum Islam. Bahkan seorang istri yang sudah dithalaq suaminya, masih berhak untuk memperoleh nafkah atas dirinya dan anak -anaknya.
Sementara itu kendati nafkah adalah sebuah kewajiban untuk dipenuhi, dengan menyangkut kadar nafkahnya, harus turut melihat kepada kemampuan si pemberi nafkah. Memberikan nafkah kepada istri yang dilakukan oleh suami adalah hal yang wajib.
Ustadz Abdul Somad pun memberikan penjelasan mana yang didahulukan memberi nafkah kepada istri atau ibu?
Menurut ustadz asal Kota Pekanbaru ini, jika antara ibu dan istri adalah kewajiban dari seorang suami untuk memberikan nafkah.
"Bagi seorang laki-laki mana yang harus di nafkahi, ibu atau istri? Sementara sudah tidak memiliki ayah. Dua dua kewajiban mu, kau gendong ibu mu dari Panam ke Mekah balek lagi belum tentu dapat menebus satu teriakannya saat melahirkan engkau. Oleh sebab itu kata nabi kau urus tapak kakinya (ibu), kau dapati surga di sana," jelas Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga:Pemko Pekanbaru Ingin Tradisi Petang Balimau Jadi Evnet Mancanegara, Bisa Jadi Magnet Wisatawan
Bagi semua pria mendapatkan pesan dari Ustadz Abdul Somad, terkhusus bagi mereka yang masih melajang, untuk bisa berkata tegas kepada calon istri tentang ibu. Hal ini dilakukan sebagai supaya agar tidak ada kecemburuan istri kepada ibu dari suami.
"Hai laki-laki yang lajang-lajang yang punya ibu, kau mesti berani berkata ke calon istrimu itu kau akan menjadi a second women, yang pertama siapa? I love amak. Aku milik suami ku kata anak gadis yang cantik jelita, aku milik suami ku, suami ku milik ibunya. Dan ternyata di balik lelaki yang perkasa ada ibu yang luar biasa," terang Ustadz Abdul Somad yang akrab disapa UAS. (*)