SuaraPekanbaru.id- Umat muslim saat ini sedang menjalani ibadah uasa di hari pertamanya, 1444 Hijriyah/ 2023 Masehi.
Wajib hukumnya bagi semua umat muslim untuk berpuasa, jika tidak ada halangan yang darurat.
Sebelum melaksanakan puasa di siang hari hingga matahari terbenam, biasanya akan bangun di waktu dini hari atau sebelum adzan subuh berkumandang, untuk menyantap Sahur.
Tak sedikit yang bangung kesiangan ketika hendak melaksanakan sahur, sehingga dalam waktu mepet mendekati waktu subuh, masih sibuka dengan menyantap makanan.
Baca Juga:Hormati yang Puasa! Selama Ramadhan, Masyarakat Kota Pekanbaru Harus Taati Ini
Ustadz Abdul Somad turut menjelaskan soal hukum jika seseroang masih mengunyah makanan, tiba-tiba adzan Subuh telah berkumandang.
Menurut Ustadz Abdul Somad cara terbaik ketika seseorang mengalami hal itu ketika sahur di bulan puasa Ramadan.
Melansir dari Gridhot Kompas TV, dijelaskan kalau sahur yakni kegiatan makan dan minum saat hendak berpuasa di waktu sebelum memasuki waktu subuh.
Sahur hukumnya sunnah, artinya bila dilakukan akan mendapatkan pahala, tapi jika ditinggalkan tidak mendapat dosa.
Menurut Rasulullah SAW kalau sahur punya banyak manfaat, hingga dijadikan anjuran ketika puasa khususnya di bulan Ramadan.
Baca Juga:Tak Boleh Ada Pungli di Pasar Ramadhan, Ini Kata Disperindag Kota Pekanbaru
Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan yang turut dibagikan dalam laman Instagram @ustadzabdulsomad_official.
Soal makan sahur ketika adzan telah berkumandang berawal dari salah satu pertanyaan dari jemaah.
"Mau tanya ustadz, ini kan bulan Ramadhan lagi sahur nih ana, makanan masih di mulut. Tiba-tiba sudah jatuh imsak dan nggak berapa lama sudah langsung adzan, sedangkan makanan masih di mulut ustadz, kira-kira makanannya harus dibuang apa bagaimana ya?" begitu pertanyaan dari seorang jemaah.
Menjawab pertanyaan tersebut, Ustadz Abdul Somad mengataka, kegunaan waktu imsak ketika sahur.
"Itulah gunanya imsak pas sedang makan. Di Maroko tak ada imsak, rupanya imsak itu cuma adanya di mazhab Syafi'i. Maroko mazhabnya Maliki tak ada. Jadi kami makan aja, makan, makan," begitu kata Ustadz Abdul Somad, dikutip Kamis (23/3/2023).
"Pas sedang makan tanya sama kawan bagaimana bro? Kata dia tenang masjid satu, masjid satu lagi belum, barulah saya paham makna imsak," begitu kata pria yang akrab disapa UAS ini.
Menurut ustadz kondang asal Kota Pekanbaru ini dikatakan kalau imsak diibaratkan sebagai lampu kuning, menjelang adzan subuh.
"Imsak itu artinya lampu kuning, 10 menit agak-agak 50 ayat sebelum adzan subuh mulut udah steril bersih. Tapi kalau suasana normal kalau terbangunnya pas imsak karena lembur, capek kerja, tugas banyak, pas terbangun imsak apakah tak boleh makan? Boleh. Ambil nasi, sambal blacan, petai, ikan bilis masukkan blender, udah itu ambil pipet dua," kata dia.
Namun ketika sudah adzan berkumandang ketika makan masih dikunyah, maka segeralah untuk dimuntahkan kata Ustadz Abdul Somad.
"Tapi kalau sudah adzan berkumandang ada makanan dimuntahkan, kalau sampai dia telan waktu adzan, karena adzan sudah masuk waktu terlarang. Makanlah dan minumlah sampai terbit fajar. Terbit fajar adzan subuh, kalau sudah adzan subuh terkunyah muntahkan. Jangan mentang-mentang ketua masjid ditelpon muadzin, jangan kau adzan dulu ya," kata UAS. (*)